Baterai paling tipis terbuat dari lumut dan kertas

Oleh Veri Ilham

Lumut, kertas dan air garam adalah komponen utama dalam pembuatan baterai baru paling tipis dan fleksibel kata ahli riset swedia. Bahan cellulose yang didapat dari lumut hijau jenis Cladophora menjadi kunci utamanya karena memiliki struktur nano molekul yang unik dan memiliki areal permukaan yang tinggi. Walaupun baterai ini memiliki tegangan dan ampere yang rendah dibandingkan dengan baterai yang sudah ada, akan tetapi keunggulannya ada pada harga produksi yang murah dan sangat fleksibel untuk digunakan pada perangkat dimana penggunaan baterei yang berbasis metal dirasakan tidak praktis. Untuk membuat baterai ini, tim peneliti memisahkan dua elektroda cellulose dengan menggunakan filter kertas yang di rendam pada air garam. Salah satu elektrodanya dilapisi lapisan yang sangat tipis terbuat dari polypyrrole yang dioksidasi (PPy), sementara elektroda lainnya dilapisi polypyrrole yang dikurangi. Akibat perbedaan potensial antara kedua lapisan inilah yang membuatnya menghasilkan tegangan listrik. Ketika terjadinya pengisian dan pengurangan tegangan, ion-ion chloride berpindah dari electroda yang satu ke elektroda lainnya, sama seperti sirkulasi ion-ion lithium pada baterai lithium yang banyak digunakan saat ini. Keutungan utama dari baterai ini adalah bentuk yang sederhana dan metode produksinya yang ramah lingkungan. Baterai ini bahan utamanya terbuat dari kertas dan air garam, jadi secara teoritis bisa dibuat di dapur anda jika memiliki mixer yang sangat kuat, gurauan Maria Stromme salah satu anggota team riset. Tim peneliti Swedia ini juga berhasil mengoptimasikan kinerja baterai untuk bertahan pada 1000 kali pengisian ulang ‘charge cycles’. Mereka yakin dengen pengembangan lebih lanjut baterai ini bisa mewujudkan dibuatnya barang elektronik jenis baru. Coba saja bayangkan jika baterai terintegrasi dengan gambar dinding, tas, pakaian, kotak obat dsb... sumber  : latest-news

Posted in: ILMU PENGETAHUAN